Italia

Niat Cari Ujung Dunia, Penganut Bumi Datar Malah Tersesat dan Diselamatkan Dekat Italia!

Teori Konspirasi – Italia menjadi latar kisah unik dan ironis yang melibatkan sepasang penganut teori bumi datar yang nekat berlayar untuk membuktikan keyakinan mereka. Dengan penuh percaya diri, pasangan asal Venesia ini meyakini bahwa ujung dunia benar-benar ada, dan mereka yakin lokasinya berada di dekat Pulau Lampedusa, sebuah pulau kecil di Laut Mediterania yang terletak di antara Sisilia dan Afrika Utara. Untuk mewujudkan misinya, mereka menjual mobil demi membeli perahu di Termini Imerese, kota pelabuhan di bagian utara Sisilia. Dengan bekal seadanya dan berlandaskan teori konspirasi, keduanya memulai pelayaran. Namun niat mulia mereka dalam versi sendiri justru menjadi bahan olok-olok setelah aksi mereka berujung pada penyelamatan oleh otoritas setempat. Alih-alih sampai ke tujuan, perjalanan mereka terhenti di Pulau Ustica setelah tersesat di laut. Petualangan yang digadang-gadang menjadi sejarah justru berubah menjadi kisah satir di tengah pandemi.

Petualangan Aneh Menuju Ujung Dunia di Perairan Italia

Pasangan penganut bumi datar ini membuat geger warga Italia karena niat nekat mereka untuk menemukan ujung dunia di tengah samudra. Tujuan akhir mereka adalah Pulau Lampedusa yang selama ini dikenal sebagai titik transit migran, namun mereka percaya tempat itu menyimpan rahasia besar tentang batas akhir bumi. Ironisnya, pemahaman mereka tentang geografi dan arah malah menjadi bumerang. Dengan hanya mengandalkan kompas yang notabene bekerja berdasarkan prinsip magnet bumi, yang selama ini justru mereka tolak, keduanya malah tersesat ke arah yang salah. Mereka tidak pernah mencapai Lampedusa dan justru ditemukan di perairan sekitar Pulau Ustica, sebuah titik yang jauh dari rencana. Kejadian ini menarik perhatian otoritas kesehatan dan penjaga pantai, termasuk dokter Salvatore Zichichi, yang memberikan bantuan kepada mereka. Cerita ini menambah daftar panjang aksi nyeleneh penganut teori konspirasi yang kerap mengundang tawa sekaligus keprihatinan.

“Baca juga: Misteri Rahasia Panjang Umur Li Ching Yuen, Diklaim Hidup Hingga 256 Tahun!”

Diselamatkan, Dikarantina, dan Dua Kali Coba Kabur

Setelah berhasil ditemukan di laut oleh kapal penyelamat, pasangan itu langsung dibawa ke Palermo untuk menjalani masa karantina sesuai protokol kesehatan. Aturan pembatasan perjalanan saat itu masih diberlakukan ketat di Italia karena pandemi. Namun, bukannya patuh, pasangan ini justru mencoba melarikan diri dari pusat karantina. Upaya pertama mereka untuk kabur berhasil digagalkan tiga jam kemudian oleh otoritas pelabuhan yang memergoki mereka. Sayangnya, mereka tidak kapok dan kembali mencoba melarikan diri pada hari berikutnya. Lagi-lagi upaya itu gagal dan mereka akhirnya menyerah untuk menyelesaikan masa isolasi. Kejadian ini menunjukkan bagaimana keyakinan yang terlalu ekstrem dapat mengalahkan logika dan hukum. Mereka bahkan sempat mempertanyakan prosedur karantina yang menurut mereka tidak perlu karena menganggap perjalanan mereka murni misi pembuktian ilmiah. Misi tersebut pun perlahan-lahan ditinggalkan setelah dua kali upaya kabur gagal.

“Simak juga: Cuma di Aceh Besar! Rahasia Kelezatan Sie Reuboh, Kuliner Legendaris yang Bikin Ketagihan”

Keyakinan Berujung Kekeliruan, Kembali ke Daratan dengan Feri

Setelah menyelesaikan masa karantina dan gagal menemukan apa yang mereka sebut sebagai ujung dunia, pasangan ini akhirnya menyerah dan kembali ke daratan menggunakan kapal feri. Rencana yang awalnya penuh semangat dan idealisme harus dihentikan tanpa hasil. Dengan tidak berhasilnya misi mereka, keduanya memilih untuk pulang dalam diam tanpa mengeluarkan pernyataan. Perjalanan mereka dari Venesia hingga ke Sisilia menyisakan ironi yang mendalam. Keputusan menjual kendaraan pribadi demi membeli perahu menjadi langkah yang kini terasa sia-sia. Upaya untuk membuktikan teori sendiri di tengah penolakan sains modern membuat kisah ini viral dan diperbincangkan banyak media. Mereka tidak hanya menjadi sorotan karena keyakinannya, tetapi juga karena tindakan ceroboh yang membahayakan diri sendiri dan tim penyelamat. Kisah mereka menjadi pengingat bahwa keyakinan tanpa dasar ilmu pengetahuan bisa berakibat fatal, bahkan jika niat awalnya adalah mencari kebenaran menurut versi sendiri.

Ironi Menggunakan Kompas dalam Pelayaran Bumi Datar

Salah satu hal paling ironis dari petualangan pasangan ini adalah penggunaan kompas sebagai alat navigasi utama. Kompas bekerja berdasarkan medan magnet bumi, sebuah fakta ilmiah yang justru sering dibantah oleh penganut bumi datar. Namun dalam keadaan genting, mereka tetap mengandalkan alat tersebut untuk menentukan arah. Hal ini menjadi bahan komentar pedas dari Salvatore Zichichi, dokter yang menolong mereka setelah tersesat. Ia menyatakan bahwa hal itu membuktikan betapa kontradiktifnya tindakan mereka dibandingkan dengan apa yang mereka percayai. Selain itu, pengalaman mereka juga menunjukkan kurangnya persiapan yang matang dan ketidaktahuan dalam pelayaran. Tidak ada peta modern, tidak ada panduan navigasi, hanya keyakinan bahwa ujung dunia dapat ditemukan di Laut Mediterania. Ketika kenyataan tidak sesuai harapan, akhirnya keyakinan pun goyah. Kisah ini menjadi satu dari sekian banyak contoh di mana teori ekstrem diuji langsung oleh kerasnya realitas alam.