Teori Konspirasi – Sejarah Islam mencatat bahwa bulan Ramadan tidak hanya menjadi waktu untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta tetapi juga menjadi saksi berbagai pertempuran besar yang mengubah jalannya sejarah dunia Islam. Umat muslim tetap berjuang meskipun sedang berpuasa dan menahan rasa lapar serta haus. Bulan suci ini sering kali menjadi momentum penting dalam perjuangan mempertahankan keyakinan dan memperluas pengaruh Islam. Banyak pertempuran besar yang dimenangkan atau bahkan mengalami kekalahan pada masa-masa ini. Mulai dari masa Nabi Muhammad hingga era modern, berbagai peristiwa besar berlangsung saat umat muslim menjalankan ibadah Ramadan. Fakta ini menunjukkan bahwa Ramadan bukan hanya bulan suci, tetapi juga menjadi saksi sejarah perjuangan yang heroik dan penuh makna bagi peradaban Islam.
Pertempuran Badar dan Penaklukkan Makkah dalam Sejarah Islam

Dalam Sejarah Islam, Pertempuran Badar menjadi titik penting awal kemenangan umat muslim. Pertempuran ini terjadi pada 17 Ramadan 2 Hijriah antara pasukan muslim yang dipimpin Nabi Muhammad dan pasukan Quraisy yang dipimpin Abu Jahal. Sekitar 300 pasukan muslim menghadapi 600 hingga 700 pasukan Quraisy. Kemenangan ini menjadi batu loncatan besar dalam perjuangan umat muslim di Jazirah Arab. Beberapa tahun kemudian, peristiwa besar lainnya terjadi di bulan Ramadan, yakni Penaklukkan Makkah pada 10 Ramadan 8 Hijriah. Peristiwa ini menandai akhir dari konflik panjang antara umat muslim dan suku Quraisy. Nabi Muhammad memimpin pasukan dari Madinah untuk menaklukkan Makkah. Penaklukkan ini berhasil dengan minim korban dan menjadi momen penting pembebasan Kakbah dari berhala. Kemenangan ini memperkuat posisi Islam di tanah Arab serta memperluas pengaruh umat muslim ke berbagai wilayah.
“Baca juga: Pentagon Pizza Meter: Gimana Kita Bisa Tahu Dunia Lagi Krisis dari Pesanan Pizza!”
Penaklukkan Andalusia dan Pengepungan Tirus
Penaklukkan Andalusia menjadi salah satu momen penting dalam sejarah militer Islam di bulan Ramadan. Pada 711 M, Tariq bin Ziyad memimpin pasukan Islam dari Afrika Utara menuju Semenanjung Iberia dengan membawa sekitar 7.000 prajurit. Serangan dilakukan secara cermat sehingga pasukan Visigoth tidak menyadarinya. Pertempuran Guadalete dimenangkan oleh pasukan Islam dan menjadi gerbang terbukanya kekuasaan Islam di Andalusia. Selain kemenangan besar, ada pula peristiwa pengepungan yang tidak berakhir dengan keberhasilan. Pengepungan Tirus pada 1187 M terjadi saat Saladin berusaha menaklukkan kota benteng sisa pasukan Salib. Meski mesin kepung dikerahkan, pasukan Islam tidak mampu meruntuhkan pertahanan Tirus. Sumber daya yang menipis menyebabkan pasukan Saladin harus mundur setelah beberapa bulan pengepungan. Dua peristiwa ini menunjukkan bahwa Ramadan menjadi saksi sejarah perjuangan dengan hasil yang berbeda bagi umat muslim.
“Simak juga: Profil Lee Heeseung, Trainee Berbakat yang Kini Bersinar di ENHYPEN”
Kemenangan Ain Jalut dan Perlawanan terhadap Bangsa Mongol
Pertempuran Ain Jalut menjadi salah satu momen paling heroik dalam sejarah militer Islam. Pertempuran ini terjadi pada 19 Ramadan 658 H di Palestina antara pasukan Mamluk dan bangsa Mongol. Setelah Baghdad jatuh, bangsa Mongol ingin menguasai Palestina. Sultan Qutuz dari Mamluk menolak tunduk pada ancaman tersebut dan bersiap menghadapi pasukan Mongol yang dipimpin Katbuqa. Medan Ain Jalut dikenal baik oleh pasukan Mamluk sehingga menjadi keuntungan besar. Dalam pertempuran sengit tersebut, Katbuqa akhirnya tewas setelah menolak menyerah. Kemenangan ini mengubah jalannya sejarah karena menjadi kekalahan besar pertama bagi bangsa Mongol di wilayah Islam. Peristiwa Ain Jalut menegaskan bahwa kekuatan iman dan strategi militer yang cermat dapat membawa kemenangan besar, bahkan dalam situasi sulit saat umat muslim tengah menjalani ibadah puasa Ramadan.
Perang Ramadan atau Perang Yom Kippur dalam Sejarah Islam Modern
Perang terbesar di era modern yang berlangsung pada bulan Ramadan dikenal sebagai Perang Yom Kippur atau Perang Ramadan. Konflik ini dimulai pada 6 Oktober 1973, bertepatan dengan 10 Ramadan 1393 H. Tiga negara Arab yaitu Mesir, Suriah, dan Irak melancarkan serangan mendadak terhadap Israel yang menguasai Sinai serta Dataran Tinggi Golan. Momen penyerangan dipilih saat mayoritas warga Israel tengah libur Yom Kippur. Pasukan Mesir sukses menembus Terusan Suez, sedangkan tentara Suriah bergerak menekan wilayah Golan. Israel kemudian melakukan serangan balasan dengan dukungan militer dari Amerika Serikat. Pertempuran hebat itu berlangsung selama dua pekan hingga berakhir dengan kesepakatan gencatan senjata yang difasilitasi PBB. Walaupun target utama pasukan Arab tidak sepenuhnya tercapai, peristiwa ini tetap menjadi simbol kuat perlawanan dalam sejarah Islam modern di bulan suci Ramadan.