Alien

Benarkah Gurita Makhluk Alien? Ini Bukti Mengejutkan Teori Panspermia

Teori Konspirasi – Alien menjadi kata yang memicu imajinasi manusia tentang kemungkinan kehidupan di luar bumi. Selama bertahun-tahun teori panspermia berkembang dengan gagasan bahwa kehidupan mungkin berasal dari luar angkasa lalu menyebar ke planet yang cocok. Salah satu bukti yang diajukan para ilmuwan terkait teori ini adalah keberadaan gurita yang memiliki kecerdasan dan kemampuan biologis unik. Gurita memiliki 33 ribu gen penyandi protein, jumlah ini bahkan lebih banyak dibanding manusia. Otaknya besar, sistem sarafnya sangat kompleks, matanya menyerupai kamera, dan kemampuan kamuflase yang luar biasa dianggap muncul secara mendadak dalam sejarah evolusi. Para ilmuwan mengajukan dua skenario mengenai asal usul makhluk laut ini. Gurita bisa jadi merupakan hasil evolusi cumi-cumi yang terinfeksi virus luar angkasa atau embrio gurita terbawa oleh komet yang menghantam bumi jutaan tahun lalu.

Gurita dan Kaitan dengan Alien

Teori tentang gurita sebagai makhluk Alien muncul dari kajian 33 ilmuwan internasional. Salah satu tokoh utamanya adalah Nalin Chandra Wickramasinghe yang dikenal sebagai pendukung teori panspermia. Ia berpendapat bahwa kehidupan tersebar di seluruh semesta melalui komet dan meteor yang membawa organisme mikro atau materi genetik. Gurita disebut sebagai contoh kehidupan cerdas yang tidak biasa. Ciri biologis gurita sangat berbeda dari hewan lain dalam subkelas Cephalopoda. Para peneliti menggambarkan gurita sebagai makhluk dengan kompleksitas genom luar biasa, kemampuan adaptasi cepat, dan perilaku cerdas yang sulit dijelaskan hanya dengan teori evolusi darat. Dalam laporan ilmiah yang dimuat pada 2018, disebutkan kemungkinan bahwa materi genetik gurita berasal dari ruang angkasa dan berkembang setelah mencapai bumi. Gagasan ini memicu perdebatan global di kalangan ilmuwan.

“Baca juga: Masa Paling Kelam Eropa! Inilah Sejarah Abad Kegelapan Sebelum Renaissance”

Bukti yang Mendukung Teori Panspermia

Bukti yang diajukan tidak hanya berfokus pada gurita sebagai kemungkinan Alien tetapi juga pada kondisi yang memungkinkan kehidupan bertahan di ruang angkasa. Organisme diketahui dapat hidup dalam kondisi ekstrem seperti radiasi tinggi dan suhu rendah. Temuan material organik pada komet memperkuat keyakinan bahwa kehidupan bisa berpindah dari satu planet ke planet lain. Misi Rosetta yang mendarat di komet pada 2014 menunjukkan adanya semburan bahan organik dari rekahan komet. Selain itu, mikroba ditemukan dalam stratosfer yang mungkin terbawa meteor berukuran kecil. Dalam laporan tersebut dijelaskan kemungkinan embrio gurita terbawa komet raksasa yang menghantam bumi sekitar 270 juta tahun lalu. Para ilmuwan berpendapat bahwa peristiwa besar tersebut mungkin berperan dalam munculnya spesies gurita dengan kecerdasan tinggi.

Kontroversi dan Kritik Ilmiah

Meskipun teori gurita sebagai makhluk Alien menarik perhatian, banyak ilmuwan menyebutnya terlalu spekulatif. Ken Stedman dari Portland State University menilai banyak klaim dalam laporan itu tidak didukung penelitian kuat. Ia menunjukkan bahwa genom gurita yang dipetakan pada 2015 membuktikan pemisahan evolusi gurita dan cumi-cumi terjadi sekitar 135 juta tahun lalu, jauh setelah ledakan kambrium. Menurutnya, jika virus luar angkasa mengubah cumi-cumi menjadi gurita, maka virus tersebut harus berkembang dalam lingkungan yang sudah ada cumi-cumi, bukan di luar bumi. Ilmuwan lain juga mengkritik laporan tersebut karena dianggap tidak memuat penelitian asli dan terlalu banyak mengutip karya mereka sendiri. Walau begitu, gagasan ini terus memicu perdebatan panjang di kalangan akademik dan publik.

“Simak juga: Harga Bitcoin Ambruk Gara-gara Trump! Saatnya Panik atau Beli Besar-besaran?”

Imajinasi, Sains, dan Masa Depan Penelitian

Para ilmuwan mengakui bahwa teori Alien dan panspermia membutuhkan imajinasi luas. Sejarah mencatat Aristoteles pernah berpendapat bahwa kehidupan berasal dari benda mati yang terbentuk secara spontan, sebuah ide yang kini dianggap keliru namun menunjukkan bagaimana imajinasi memicu penemuan. Seiring perkembangan sains modern, teori panspermia mendapatkan pijakan lebih kuat melalui temuan planet layak huni dan mikroorganisme dalam kondisi ekstrem. Ide ini mendorong manusia untuk memandang galaksi sebagai satu kesatuan biosfer yang terhubung. Penelitian masa depan kemungkinan akan memperluas pemahaman mengenai asal usul kehidupan, termasuk apakah gurita benar-benar memiliki hubungan dengan kehidupan dari luar angkasa atau tidak. Imajinasi ilmiah dan data faktual akan terus berjalan berdampingan dalam mencari jawaban.