Tan Malaka

Apakah Tan Malaka Komunis? Penelusuran Sejarah Ini Akan Bikin Kamu Terkejut!

Teori Konspirasi – Tan Malaka merupakan salah satu tokoh paling kontroversial dan kompleks dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia kerap dikaitkan dengan gerakan komunisme karena keterlibatannya dalam pendirian Partai Komunis Indonesia atau PKI di masa awal. Namun benarkah ia sepenuhnya seorang komunis? Pandangan tersebut hingga kini masih menjadi bahan perdebatan di kalangan akademisi dan sejarawan. Dalam sebuah wawancara dengan Hary Prabowo, penulis buku Perspektif Marxisme Tan Malaka Teori dan Praktik Menuju Republik, diungkapkan bahwa pemikiran Tan Malaka sebenarnya tidak sepenuhnya sejalan dengan ideologi komunisme Karl Marx. Hal ini terutama terlihat dalam karya monumental Tan Malaka berjudul Madilog yang merupakan singkatan dari materialisme dialektika dan logika. Judul buku itu sendiri dianggap sudah cukup menunjukkan jarak antara pemikiran Tan Malaka dan bangunan filsafat Marxisme ortodoks yang mengandalkan materialisme historis.

Madilog dan Perbedaan Pandangan Filosofis Tan Malaka

Tan Malaka melalui Madilog membangun sebuah kerangka berpikir yang sangat berbeda dari apa yang biasa ditemukan dalam ajaran komunisme klasik. Filsafat Marxisme sendiri berdiri di atas dua pilar penting yaitu materialisme dialektika dan materialisme historis. Namun menurut Hary Prabowo, Tan Malaka hanya mengadopsi sebagian dari pendekatan tersebut dan justru mengkritik elemen-elemen penting dalam filsafat Marx. Ia mengakui bahwa dalam aspek sains dan logika materialisme dialektik yang digunakan Tan Malaka dinilai memadai dan kuat. Namun kesalahan dianggap terjadi pada penerapan materialisme historis yang menurut Hary bersifat fatal karena mengabaikan pendekatan konkret dalam memahami sejarah. Tan Malaka tidak melihat sejarah sebagai hasil dari konflik ekonomi atau pertarungan kelas. Sebaliknya ia fokus pada pentingnya membangun nalar logis dalam perjuangan rakyat Indonesia agar tidak mudah terombang-ambing oleh ideologi luar yang belum tentu sesuai dengan konteks lokal.

“Baca juga: Bocor Bukti? Teori Konspirasi Paling Mencekam soal Beyonce Jay Z dan Diddy”

Hubungan Tegang Tan Malaka dengan Gerakan Komunis

Ketegangan dengan gerakan komunis bukan sekadar asumsi atau konflik ideologis kecil. Sejak pemberontakan PKI pada tahun 1926 yang berlangsung serentak di berbagai daerah, aksi tersebut dinilai tidak memiliki dasar logika maupun strategi yang matang. Pemberontakan itu tidak dianggap sebagai langkah historis yang benar atau awal kemenangan melawan penjajahan. Pandangan seperti ini membuat hubungan dengan kelompok komunis menjadi semakin renggang. Bahkan sempat muncul anggapan sebagai pengkhianat dan pemecah belah dari pihak PKI. Di mata kalangan komunis garis keras, pemikiran rasional yang menyimpang dari garis perjuangan revolusioner dipandang sebagai ancaman. Penolakan terhadap aksi tersebut mencerminkan pendekatan yang lebih menekankan pentingnya pendidikan logis dan strategi jangka panjang dibandingkan tindakan spontan tanpa landasan berpikir yang kuat.

Tan Malaka dan Hubungannya dengan Tokoh Islam

Menariknya, meskipun pernah berhubungan dengan dunia komunisme internasional, terdapat kedekatan yang cukup erat dengan berbagai tokoh Islam di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa identitas politik dan ideologi yang dimiliki tidak dapat dikotakkan secara sempit. Dialog serta kerja sama dengan para pemimpin organisasi Islam sering dilakukan, terutama dalam konteks perlawanan terhadap kolonialisme. Dalam berbagai pemikiran yang berkembang, tidak pernah ada pernyataan sebagai seorang ateis seperti yang lazim ditemukan dalam komunisme internasional. Sebaliknya, nilai-nilai spiritual justru dipahami sebagai bagian penting dalam perjuangan rakyat Indonesia yang mayoritas beragama. Pendekatan ini menunjukkan fleksibilitas dan kemampuan adaptasi terhadap kondisi sosial masyarakat saat itu. Rasionalitas tidak diposisikan sebagai lawan dari kepercayaan, melainkan dijadikan alat untuk mendorong rakyat berpikir logis dalam melawan ketidakadilan serta penjajahan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun di tanah air.

“Simak juga: Polisi Bongkar Identitas Bjorka: Ternyata Bukan Ahli IT, Bahkan Gagal Lulus SMK!”

Penilaian Akhir terhadap Tan Malaka sebagai Komunis

Dari berbagai pemikiran dan tindakan yang pernah dilakukan, sulit untuk mengkategorikan secara hitam putih sebagai seorang komunis murni. Meskipun pernah terlibat dalam pendirian PKI, hal tersebut tidak serta-merta menjadikannya komunis sejati dalam pengertian klasik. Justru sering terjadi pertentangan dengan kaum komunis karena adanya kritik terhadap strategi perjuangan yang mereka tempuh. Menurut pandangan Hary Prabowo, individu ini memiliki bakat besar dan wawasan luas, namun tidak bisa disebut sebagai komunis sebagaimana yang didefinisikan oleh ajaran Karl Marx. Partai Murba pun didirikan sebagai bentuk alternatif dari gerakan revolusioner yang dianggap lebih sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Gagasan-gagasannya tentang logika, pendidikan, dan kesadaran rakyat membentuk sosok revolusioner yang unik dan sulit dimasukkan ke dalam satu kategori ideologi tertentu. Warisan pemikiran tersebut masih menjadi bahan kajian penting dalam memahami dinamika politik serta filsafat kebangsaan di Indonesia hingga kini.